Rabu, 28 Februari 2018

ASUHAK KEPERAWATAN KUSTA

A. Pengertian
Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialahMycobacterium Leprae yang bersifat intraselular obligat. (Kosasih dan Sri Linuwih 2010).

Saraf parifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan ukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat keorgan lain kecuali susunan saraf pusat. (Amin dan Hardhi 2013).

Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan Masalah yang sangat kompleks.masalah yang ada bukan saja dari segi medisnya ,tetapi juga masalah sosial ,ekonomi,budaya ,serta keamanan dan ketahanan nasional. (Widoyono. 2011). Kusta (lepra atau morbus Hansen) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium leprae (M. Leprae). (Mansjoer, Arif. Dkk. 2000)


B. Etiologi
Kuman penyebab adalah Myicobacterium leprae  yang ditemukan oleh G.A. HANSEN pada tahun 1874 di Nerwegia, yang sampe sekarang belum juga dapat dibiakan dalam media artifisial. M. Leprae  berbentuk kuman dengan ukuran 3 – 8 µm x 0,5 µm, tahan asam dan alkohol serta positif-Gram. (Kosasih dan Sri Linuwih 2010.)

Kusta tampil dalam dua jenis bentuk klinis utama, yaitu kusta bentuk kering atau tuberkuloid, dan kusta bentuk basah, disebut juga kusta lepromatosa. Bentuk ketiga yaitu bentuk peralihan (borederline). (Amin dan Hardhi 2013)

1. Kusta bentuk kering : tidak mnular, kelainan kulit berupa bercak keputihan sebesar uang logam atau lebih besar, sering timbul dipipi, punggung, pantat, paha, atau lengan. Bercak tampak kering, kulit kehilangan daya rasa sama sekali.

2. Kusta bentuk basah : bentuk menular karena kumamnya banyak terdapat diselaput lendir hidung, kulit dan organ tubuh lainnya, dapat berupa bercak kemerahan, kecil – kecil tersebar diseluruh tubuh atau berupa penebalan kulit yang luas sebagai infiltrate yang tampak mengkilap dan berminyak, dapat berupa benjolan merah sebesar biji jagung yang tersebar dibadan, muka dan daun telingga. Disertai rontoknya alis mata, menebalnya daun telingga

3. Kusta tipe peralihan : merupakan peralihan antara kedua ttipe utama. Pengobatan tipe ini dimaksukkan kedalam jenis kusta basah. (Amin dan Hardhi,  2013)

C. Patofisiologi
M. Leprae adalah organisme tahan asam intrasel yang sangat sulit tumbuh dalam biakan, tetapi dapat ditumbuhkan dalam almadilo (trenggileng), kuman ini tumbuh lebih lambat dari pada mikobakterium lain dan tumbuh paling subur pada suhu 320C sampai 340C, yakni suhu kulit manusia dan suhu tubuh inti armadilo, seperti M. Tuberkulosis M. Leprae tidak mengeluarkan toksin, dan virulensinya didasarkan pada sifat dinding selnya. Dinding selnya cukup mirip dengan dinding M. Tuberkulosis sehingga imunisasi dengan basil Calnette – guerin sedikit banyak memberi perlindungan terhadap infeksi M. Leprae. Imunitas seluler tercermin oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap penyuntikan ekstrak bakteri yang disebut lepromin kedalam dermis.

Pada sebagian kasus, terbentuk antibodi terhadap respon antigen M. Leprae. Antibodi ini biasanya tidak bersifat protektif, tetapi dapat membentuk kompleks imun  dengan gen antigen bebas yang dapat menyebabkan eritema nodosem, vaskulitis dan glomerulonefritis. (Robbins dan Cotran. 2009).

Kusta tuberkuloid berawal dari lesi lokal yang mula – mula datar dan merah, tetapi kemudian membesar dan membentuk ireguler disertai indurasi, peninggian, tepi hiperpigmentasi dan bagian tengah yang pucat dan cekung (penyembuhan disentral). Kelainan saraf mendominasi gambaran kusta tuberkuloid. Saraf terbungkus oleh reaksi peradangan granulomatosa dan, jika cukup kecil (misalnya cabang perifer), akan mengalami kerusakan. Degenerasi saraf menyebabkan anastesi kulit serta  atrofi kulit dan otot menyebabkan pasien mudah mengalami trauma di bagian yang terkena, disertai kulit pembentukan ulkus kulit indolen. Dapat terjadi kontraktur, paralisis dan autoamputasi jari tangan atau kaki. Kelainan saraf wajah dapat menyebabkan paralisis kelopak mata, disertai keratitis dan ulkus kornea. Pada pemeriksaan mikroskopik, semua lesi memperlihatkan lesi granulotoma mirip dengan lesi yang ditemukan pada tuberkulosis, dan basil hampir tidak pernah ditemukan. Adanya granuloma dan ketiadaan bakteri mencerminkan imunitas sel T yang kuat. Karena kusta memperlihatkan perjalanan penyakit yang sangat lambat, hingga berpuluh – puluh tahun, sebagian besar pasien meninggal bersama kusta dan bukan disebabkan olehnya.

Kusta lepramatosa mengenai kulit, saraf perifer, kamera anterior mata, saluran napas atas (hingga laring), testis, tangan dan kaki. Organ vital dan susunan saraf pusat jarang terkena, mungkin karena suhu inti tubuh terlalu tinggi untuk tumbuhnya M.leprae. lesi lepramatosa mengandung agregat magrofat penuh lemak (sel kusta), yang sering terisi oleh masa basil tahan asam. Kegagalan menahan infeksi membentuk granuloma memcerminkan rendahnya respon TH1. Terbentuk lesi makuler, papular, noduler diwajah, telingga, pergelangan tangan, siku dan lutut. Seiring dengan perkembangan penyakit, lesi nodular menyatu untuk menimbulkan fasies leonina (“muka singa”) yang khas.sebagian besar lesi kulit hipoestetik atau anestetik. Lesi dihidung dapat menyebabkan peradangan persisten dan pembentukan duh yang penuh basil. Saraf perifer, terutama nervus ulnaris dan pereneus dibagian yang dekat kulit, diserang mikobakteri disertai reaksi peradangan minimal. Hilangnya sensibilitas dan kelainan – kelainan trofik ditangan dan kaki mengikuti lesi saraf. Kelenjar limfe memperlihatkan agregat magrofag berbusa didaerah parakorteks (sel T), disertai pembesaran sentrum germinativum, pada penyakit tahap lanjut, agregat magrofag juga terbentuk di pulpa merah limpa dan hati. Testis biasanya banyak  mengandung basil, disertai dektruksi tubulus seminiferus dan sterilitas. (Robbins dan Cotran. 2009). (blog aljazuli)

D. Pathways Keperawatan

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERPARATIROID

A. Pengertian
Hiperparatiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.

(Sumber : www.cancer.gov)
Penderita dengan kelainan hormon paratiroid, tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratiroid mengalami gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat. Adapun penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid yakni hipoparatiroid dan hiperparatiroid. Penyebab kelainan hormon paratiroid sendiri secara spesifik belum diketahui, namun penyebab yang biasa ditemukan yakni hiperplasia paratiroid, adenoma soliter dan karsinoma paratiroid. Parathormon yang meningkat menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang terjadi pada kerusakan pada area tulang dan ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam.

Setahun yang dapat diketahui, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat penderita penyakit hipoparatiroid lebih banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada Wanita mempunyai resiko untuk terkena hipoparatiroidisme lebih besar dari pria. Prevalensi penyakit hiperparatiroid di Indonesia kurang lebih 1000 orang tiap tahunnya. Wanita yang berumur 50 tahun keatas mempunyai resiko yang lebih besar 2 kali dari pria.

Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang diketahui terkena penyakit hiperparatiroid tiap tahun. Perbandingan wanita dan pria sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari 10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme primer merupakan salah satu dari 2 penyebab tersering hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada semua usia tetapi yang tersering adalah pada dekade ke-6 dan wanita lebih serinbg 3 kali dibandingkan laki-laki. Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila timbul pada anak-anak harus dipikirkan kemungkinan endokrinopati genetik seperti neoplasia endokrin multipel tipe I dan II.

Kelenjar paratiroid berfungsi mensekresi parathormon (PTH), senyawa yang membantu memelihara keseimbangan dari kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh karena itu yang terpenting hormon paratiroid penting sekali dalam pengaturan kadar kalsium dalam tubuh sesorang. Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan atau gangguan pada kelenjar paratiroid ini maka perawat dianjurkan untuk lebih peka dan teliti dalam mengumpulkan data pengkajian awal dan menganalisa suatu respon tubuh pasien terhadap penyakit, sehingga kelainan pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat. (blog sri resq mustofa S.Kep.N)

DOWNLOAD ASKEP KOMPLINYA DISINI

B. Pengkajian
- Data demograf
- Riwayat kesehatan 

a. Keluhan Utama :
Biasanya klien mengeluh mual, muntah, sakit kepala, lethargi atau kelelahan otot.
b. Riwayat penyakit sekarang : 
Tidak ada
c. Riwayat penyakit dahulu :
Klien dengan penyakit hiperparatiroidisme mungkin menderita gagal ginjal atau hipertensi
d. Riwayat Penyakit Keluarga : 
Tidak ada
e. Pola funsi kesehatan :
 - Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan 
 - Pola metabolisme makanan / cairan
 - Pola istirahat / tidur
 - Pola eliminasi
 - Pola aktivitas
f. Pemeriksaan Fisik
 - Sistem kardiovaskuler
 - Sistem neuromuskular
 - Sistem urinaria
 - Sistim endokrin

C. Analisa Data
Data
Etiologi
Problem
Ds. Biasanya klien mengeluh mual, muntah, sakit kepala, lethargi atau   kelelahan otot mengeluh
Do. BB menurun
Turgor kulit jelek
Konjungtiva anemis
Porsi makan menurun

Gangguan pemenuhan nutrisi
Ds. Biasanya klien mengeluh sering kencing
Do. – haluaran urin lebih dari normal (>2500 ml/hari)
Hasil lab menunjukan adanya peningkatan kadar kalsium dan posfat dalam urine
BAK lebih dari 5x/hari

Gangguan pola eliminasi
Ds. Biasanya klien mengeluh lemas jika beraktifitas
Do. TD rendah
Konjungtiva anemis
Aktifitas dibantu
RR meningkat saat beraktifitas

Intoleransi aktifitas

D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada hiperparatiroid adalah :

-Gangguna pemenuhan nutrisi berhubungan dengan adanya mual,muntah.
-Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan adanya gangguan ginja.

-Itoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan otot

E. Interverensi
a. Dx 1
Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan adanya mual,muntah
Tujuan : Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama . . .x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang / hilang 

Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan.
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri
Mampu mengenal nyeri ( skala , intensitas , frekuensi dan tanda nyeri ) 
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 
Intervensi :
Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri, dan factor- factor predisposis
Rasional :
Untuk mengetahui sejauh mana nyeri klien dan seberapa jauh pasien tahu tentang penyebab nyeri yang dirasakan :
Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
Rasional : Agar pasien dapat terbuka dan mengekspresikan nyeri yang dirasakan.
Anjurkan penggunaan tekhnik non farmakologi (ex: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi,aplikasi panas-dingin, masase, dll)
Rasional: Untuk mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan 
Kolaborasi pemberian anelgetik
Rasional: untuk mengurangi rasa nyeri 

b. Dx 2
Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan adanya gangguan ginjal.

Tujuan : 
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24 jam Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine 30 sampai 60 ml/jam.

Kriteria hasil :
BAK kembali normal
- Haluaran dalam batas normal
- Hasil lab tidak menunjukan adanya

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD

Selasa, 27 Februari 2018

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES

A.  Pengertian
Diabetes mellitus atau orang sering menyebutnya Penyakit diabet merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia atau  suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative.


(Sumber : bigthink.com)
B. Anatomi dan fisiologi
1. Anatomi
Organ tubuh yang mengekskresi insulin adalah kelenjar pancreas melalui pulau langerhans yang berada dalam kelenjar pancreas. Secara anatomis letak dari pada kelenjar pancreas pada belakang gaster di depan vertebralis lumbalis I&II. Di dalam kelenjar pancreas terdapat sel-sel beta yang menghasilkan insulin. Tiap pancreas mengandung kurang lebih 100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Di samping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukogen yang bekerja sebaliknya dari insulin yaitu meningkatkan kadar gula darah. Juga ada sel delta yang mengeluarkan semua somastostatin.

2. Fisiologi
Fungsi utama dari insulin adalah megnendalikan kadar glukosa yang berada dalam darah. Bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dn menggunakan glukosa serta lemak. Asupan glukosa yang terdapat dalam darah dihasilkan dari pemecahan karbohidrat dalam berbagai bentuk termasuk monosakarida dikonsumsi di dalam tubuh dipecahkan menjadi monosakarida dan diserap di dalam tubuh melalui duodenum dan jejunum proksimal.

Sesudah diabsorbsi kadar glukosa dalam darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya kembali lagi ke kadar semula yang merupakan hasil kerja dari insulin. Apa bila seseorang memakan makanan, sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa ke dalam sel-sel otot, hati serta lemak. Peningkatan glukosa dalam darah seiring dengan peningkatan glukosa dalam darah diperoleh dari makanan. (Smeltzer&Bare, 1997). 

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD

Senin, 26 Februari 2018

ANFIS IMUN DAN HEMATOLOGI SYSTEM

A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makanan atau zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, metabolisme maupun untuk melakukan aktifitas sehari-hari.Zat-zat tersebut dapat beredar dan masuk ke dalam seluruh jaringan atau sel tubuh melalui darah dengan suatu mekanisme sistem transportasi darah.

Darah merupakan komponen penting dalam tubuh manusia.Darah berguna untuk membawa oksigen, zat-zat makanan, karbondioksida, zat-zat buangan, maupun hormon.Jika diibaratkan dalam kehidupan sehari-hari, darah merupakan alat transportasi untuk mengangkut zat-zat yang penting ke seluruh tubuh, dimana jantung merupakan tempat sirkulasi darah.Selain berfungsi sebagai alat transportasi darh juga berfungsi menjaga stabilitas suhu, alat pertahanan tubuh dan alat keseimbangan. Darah memiliki komponen-komponen utama yaitu : plasma darah, sel-sel darah yang meliputi eritrosit, leukosit dan trombosit.

(Sumber : www.researchgate.net)
B. Anatomi Hematologi
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologis.Darah manusia berwarna merah, darah akan berwarna merah terang apabila kaya oksigen dan berwarna merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratoryprotein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

C. Fungsi Darah
Transportasi , sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air
Termoregulasi, pengatur suhu tubuh
Imunologi, mengandung antibodi tubuh

Homeostatis, mengatur keseimbangan zat, pH regulator

D. Komponen Darah
Darah terdiri dari 2 komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah :

Plasma Darah
Berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga dengan sendirinya jumlahnya dalam tubuh akan diatur, seperti proses eksresi. Plasma darah ini juga berfungsi membawa sari-sari makanan, sisa metabolism, hasil sekresi dan beberapa gas. Plasma darah tersusun dari 92% air, protein dan senyawa organic lain. Selain itu terdapat juga garam anorganik, terutama NaCl.Protein yang larut dalam darah disebut protein darah, terdiri atas albumin, globulin, dan protein pembentuk darah.Dalam plasma darah terdapat serum.Serum adalah plasma darah yang tidak mengandung protein penggumpal darah. Pada serum terdapat antibody  yang mengandung protein, berfungsi untuk mengenali dan mengikat antigen tertentu serta membantu melawan infeksi.

Sel-sel darah
Eritrosit adalah sel darah merah, yang berbentuk bikonkaf , tidak berinti dan berdiameter 7-8µm. Jumlahnya 4-6juta sel/mm3. Eritrosit dibentuk di endothelium dan sum sum tulang. Se yang dapat membentuk eritrosit adalah hemositiblas (sel batang myeloid) yang mamnpu berkembang menjadi berbagai sel darah.Proses pembenukan eritrosit disebut eritropoiesis. Pembentukannya diatur oleh suatu hormone glikoprotein yang disebut eritropoietin.Eritrosit ini berfungsi sebagai transfor oksigen dan karbondioksida.Setiap eritrosit mengandung hemoglobin.Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah.Hemoglobin terdiri dari protein yang disebuut globin dan pigmen protein yang disebut heme.Jangka hidup eritrosit sekitar 100-120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit dalam hati dan limpa. Didalam hati hemoglobin akan diubah menjadi pigmen empedu (bilirubin,) yang berwarna kehijauan.Bilirubin dieksresikan oleh hati kedalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan tetapi digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.


Leukosit ini berbentuk bulat dan berinti.Jumlahnya sekitar 4.800-10.000sel/mm3.Leukosit berfungsi untuk membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi yang masuk.Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan diapedesis.

Agranulosit adalah leukosit yang plasmanya tidak bergranulen.

Trombosit berbentuk cakram bergranula berdiameter 2-4 µm.dan tidak memiliki inti.jumlah trombosit 150.000-400.000sel/mm3.masa hidupnya 5-10 hari. Trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah.

C. Sistem Peredaran Darah
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju  paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelahitu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta.Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yangdisebut pembuluh kapiler.Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untukdibuang sebagai air seni.

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD

Jumat, 23 Februari 2018

ASUHAN KEPERAWATAN DIMENSIA ALZHEIMER | PIKUN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak koordinasi dan reflek. Pada autopsy tampak bagian otak mengalami atropi yang difus dan simetris, dan secara mikroskopis tampak bagian kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrillary.

(Sumber : theadplan.com)
Secara epidemiologi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup pada berbagai populasi, maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin meningkat. Dilain pihak akan menimbulkan masalah serius dalam bidang social ekonomi dan kesehatan, sehingga akan semakin banyak yang berkonsultasi dengan seorang neurology karena orang tua tersebut yang tadinya sehat, akan mulai kehilangan kemampuannya secara efektif sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga. Hal ini menunjukan munculnya penyakit degeneratife otak, tumor, multiple stroke, subdural hematoma atau penyakit depresi yang merupakan penyebab utama demensia.

Isilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis dengan gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya. Defenisi demensia menurut unit Neurobehavior pada boston veterans Administration Medikal Center (BVAMC) adalah kelainan fungsi intelek yang didapat dan bersifat menetap, dengan adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi luhur yaitu gangguan bahasa, memori, visuospasial, emosi dan kognisi.

Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzeimer (50-60) dan kedua oleh cerebrovaskuler (20). Diperkirakan penderita demensia terutama penderita Alzheimer pada abad terakhir ini semakin meningkat jumlah kasusnya sehingga akan mungkin menjadi epidemic seperti di Amerika dengan insiden demensia 187 populisi /100.000/tahun dan penderita alzeimer 123/100.000/tahun serta penyebab kematian keempat atau kelima

(Sumber : medimoon.com)
B. DEFINISI
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas (patofiologi : konsep klinis proses- proses penyakit, Juga merupakan penyakit dengan gangguandegenarif yang mengenai sel-sel otak dan menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan wanita dan menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun (Perawatan Medikal Bedah : jilid 1 hal 1003). Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di Negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.

C. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternative penyebab yang telah dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi flament, predisposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit Alzheimer terdiri dari degerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kongnitif dengan penurunan daya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolism energy, adanya formasi radikal bebas atau terdapat produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit Alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus faktor genetika.

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD

Rabu, 21 Februari 2018

ASUHAN KEPERAWATAN LUPUS

A. Pengertian
SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh.


(Sumber : cursoenarm.net)
B. Anatomi Fisiologi
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari system endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

C. Etiologi
Hingga kini faktor yang merangsang sistem pertahanan diri untuk menjadi tidak normal belum diketahui. Ada kemungkinan faktor genetik, kuman virus, sinaran ultraviolet, dan obat-obatan tertentu memainkan peranan.


(Sumber : www.istockphoto.com)
Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ini lebih kerap ditemui di kalangan kaum wanita. Ini menunjukkan bahwa hormon yang terdapat pada wanita mempunyai peranan besar, walau bagaimanapun perkaitan antara Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) dan hormon wanita saat ini masih dalam kajian. Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) bukanlah suatu penyakit keturunan. Walau bagaimanapun, mewarisi gabungan gen tertentu meningkatkan lagi risiko seseorang itu mengidap penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE).

D. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal ( sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan.

Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali

E. Tanda dan gejala
Tanda atau gejala lainnya dari SLE telah dinyatakan oleh “American College of Rheumatology” yaitu 11 kriteria untuk klasifikasi SLE. Kesebelas kriteria tersebut antara lain : 
- Ruam malar
- Ruam discoid
- Foto sentivitas (sentivitas pada cahaya)
ulserasi (semacam luka) di mulut atau nasofaring
- Artritis
Serositis (radang membran serosa)
Kelainan ginjal
Kelainan neurologik
- kelainan hematologik
kelainan imunologik
adanya antibodi antinuklear

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD

Rabu, 14 Februari 2018

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BARU MENIKAH

A. Latar belakang
Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga  digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga  dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga  dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga  dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga  memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga  baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga  melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing.

(Sumber : www.beliefnet.com)
Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga  sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga  dan kelompok social lainnya.

B. Tujuan

- Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga  baru menikah.
- Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga baru menikah.
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah


C. Manfaat

- Agar dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga  baru menikah .
- Agar dapat mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga  baru menikah.
- Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah


D. Pengertian Keluarga
Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga  adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
(Sumber : www.nmrc.ca)

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”


E. Tugas perkembangan keluarga  baru menikah menurut Duval (Sociological Perspective)

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok sosial.
4. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak


F. Masalah Keperawatan Kesehatan Keluarga

- Komunikasi keluarga  disfungsional
- Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua, konflik -peran orangtua
- Perubahan penampilan peran
- Gangguan citra tubuh
- Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan koping keluarga
- Risiko terhadap tindak kekerasan
- Perilaku mencari bantuan kesehatan,
- Gangguan tumbuh kembang,
- Risiko penularan penyakit,



G. Proses Keperawatan keluarga
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga  juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga  yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga  dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga  dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga

UNTUK BACA SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK DOWNLOAD